Sabtu, 26 Januari 2013

Sebuah Ingatan

Tentangmu
yang kini tak tersentuh olehku
tak semudah ku menyentuh air hujan 
di musim ini

dan Tentangmu
tak terbayang ku pernah mengenalmu
mengenal diri dan duniamu
tak menyangka ku pernah bersamamu
berbagi kisah denganmu

masih Tentangmu
kadang hati ini bertanya kabarmu
kabar hatimu
apa pernah terluka olehku
hingga tak sepatah kata terucap olehmu
kala kita bertemu
kembali Tentangmu
tak pernah ku menyesali telah mengenalmu
hal-hal baik tentangmu
kepedulianmu, keikhlasanmu, dan kelembutanmu
mengajariku untuk lebih peka
melihat segalanya
tetapi Tentangmu
satu hal yang tak kusuka
saat kau mengeluh
seolah dunia ini begitu tak bersahabat
lantas siapa yang hendak kau salahkan?
tak mengapa jika itu aku, yang mungkin tak mengertimu
bukan Allah yang telah menetapkan

terakhir Tentangmu
Allah masih mengirim kabar tentangmu
melalui mimpi yang tak kuminta
melalui insan yang tak kusangka
syukur yang bisa kuucapkan
kau selalu terjaga dalam hari-harimu
semoga Allah selalu merahmati
dan melapangkan hatimu 
You are one of person who known me to the softness
afwan, syukron katsir ^^




Selasa, 01 Januari 2013

Pesan untuk Awal tahun

Bismillahirrohmanirrohim :)
Selamat memasuki era baru di tahun 2013, semoga pembaca postingan ini senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan tahun ini diliputi hidayah Allah SWT agar menjalani hidup bisa terasa lebih bermakna. 

Alahamdulillah, akhirnya Allah kembali menggerakkan pikiran hati dan tangan saya untuk menulis sekelumit catatan akhir tahun yang semoga bisa menginpirasi saya dan anda tentunya untuk menjalani kehidupan di era baru tahun 2013. InsyaAllah :) 
Ada beberapa hal yang merasuki alam pikiran saya dan terus menggelayut membayangi benak saya selama dua hari di pegujung tahun kemarin. Awalnya saya diajak ibu untuk berkunjung ke rumah bude karena ada sedikit perlu dengan beliau. Nah, dalam pertemuan itu kita saling bercerita hingga timbul niatan pada saya dan ibu untuk menjenguk salah seorang nenek yang kabarnya sedang terbaring sakit di rumahnya akibat menderita penyakit komplikasi diabets dan ginjal. 
Singkat cerita, setiba di rumah nenek tersebut saya mendapati dia sedang tertidur pulas dengan kondisi tubuh yang terlihat sudah tidak wajar tanpa ada yang menemani. Rumah dibuka dan ia tidur di ruang tengah diatas ranjang didepan tv. Saya dan ibu hanya berani memandang tanpa berani membangunkannya. Kasihan hati saya ketika melihat kondisinya dan yang membuat miris adalah ke mana perginya anak-anak nenek tersebut? Bagaimana bisa ia ditinggalkan sendiri tanpa ada yang menemani? 
Astaghfirullahal'adzim, tak berani su'udzon dengan kesendirian nenek, saya dan ibu melanjutkan perjalanan ke rumah nenek-nenek yang lain. Jadi sebenarnya dalam satu kompleks perumahan itu ada banyak nenek yang kami kenal. hehe maklum saudara,..
Tiba kami di rumah nenek yang satu lagi, saya sangat mengenal nenek ini. Hampir 7 tahun saya pernah dirawat kala saya masih kecil dulu. Alhamdulillah, kondisi nenek yang satu ini lebih beruntung dibandingkan yang tadi. Allah mengujinya dengan mengambil kenikmatannya dalam melihat karena penyakit katarak, tapi badannya masih sehat dan bisa beraktivitas.
Lama saya tidak bertemu dengan nenek pengasuh saya ini. Sebenarnya saat lebaran yang lalu saya datang bersilaturahmi ke rumahnya, hanya saja rumahnya terkunci rapat padahal saya tahu nenek ada didalam rumah. Karena nenek sempat menjawab salam saya kala itu. Dan alhamdulillah kemrin lusa saya bisa bertemu untuk lepas kangen dengannya. 
Kutemui ia di dalam kamarnya, bau segar sabun mandi semerbak di kamar itu. Ya, karena nenek baru selesai mandi. hehe saya goda nenek dan kami saling berpelukan. Kemudian nenek meminta saya duduk di ranjang di sampingnya. Kita bercerita tentang semua hal, nenek yang lama tak mendengar ceritaq sesekali mengusap matanya karena ada rembesan air mata yang keluar. Bahkan ia sempat merebahkan tubuhnya di pangkuan saya dan tidur layaknya seorang anak kecil yang sedang bermanja-manja dengan ibunya. Tak lama ia meminta saya untuk berbaring bersamanya dalam satu ranjang dan melanjutkan cerita. Sungguh mengharukan, begitu banyak harapan nenek tentang kehidupan saya ke depan.

Nah, dari pertemuan saya dengan dua nenek tadi coba saya tarik benang merah dengan sepenggal kalimat yang pernah saya dengar bahwa "seorang ibu bisa itu bisa merawat dan selalu menemani hari-hari 10 orang anaknya hingga anak-anak itu tumbuh remaja bahkan dewasa, namun belum tentu 10 orang anak itu bisa merawat ibu dan menemani ibu di masa tuanya" Minimal sekedar menemani sang ibunda apalagi ibunda yang sedang terbaring lemah dengan tubuh yang tidak sehat. Mungkin yang ibunda itu hanya menginginkan teman berbagi rasa dan cerita agar rasa sakitnya tersamarkan atau syukur-syukur bisa sembuh karena hati ibunda yang senantiasa senang.

Dari sinilah hati saya benar-benar terketuk dan insyaAllah berniat lillahitaala sebisa mungkin akan menemani dan berusaha membahagiakan hari-hari ibu di tengah kesibukan saya, sebelum Allah memisahkan kita untuk selamanya dan akhirnya hanya bisa mengenang satu sama lainnya.

Semoga Allah melindungi ibu-ibu kita dalam kesehatan jasmani da rohaninya serta senantiasa mengasihi ibu kita sebagaimana mereka mengasihi kita kala kecil dulu. Aamiin. 

Lebih dari itu mari kita tebarkan kasih sayang yang kita miliki pada semua orang-orang yang ada di sekitar kita.
Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan di tahun lalu nggeh :)